Perbedaan Generasi..
“Ihh nyebelin deh bos gw susah banget diajak komprominya. Mikirnya ,msh konservatif bgt, gak mau trima perubahan"
“Ihh nyebelin deh bos gw susah banget diajak komprominya. Mikirnya ,msh konservatif bgt, gak mau trima perubahan"
"Duh, kapan dikasih feed back nya sih ini laporan gw. Kayaknya udah 3 hari yg lalu gw kasih. Tapi kok blm di feed back juga yaa"
Dua kejadian seperti ilustrasi di atas mungkin sering dialami oleh para new comer dalam sebuah organisasi di dalam atmosfer pekerjaan sehari-hari. Terutama, jika memilki atasan yang usianya terpaut lumayan jauh, sekitar usia 40 atau 50 tahun.
Konflik seperti ini pasti sering bgt dialami. Karena tidak tahu penyebabnya apa dan bagaimana menghadapi situasi itu, banyak pada new comer yang akhirnya give up dan memilih untuk resign karena merasa sulit beradaptasi. Melalui tulisan ini, saya ingin mencoba untuk sharing sedikit mengenai salah satu hal yang mungkin menjadi stimulus terjadinya kondisi tersebut.
Ada sebuah teori yang disebut sebagai Generation Theory (Teori Generasi). Pengetahuan ini saya dapatkan ketika mengikuti training dan sharing session dengan teman-teman sesama HRD.
Dalam lingkungan kerja saat ini di tahun 2016, kemungkinan ada 3 generasi yang berkolaborasi dan menciptakan dinamika dalam lingkungan pekerjaan sehar-hari, yaitu :
1. Generasi Baby Boomers, generasi ini lahir pada saat terjadinya perang, sekitar tahun 1946 - 1964. Konon karena hal tersebut, mereka menjadi terbiasa dengan hidup survive dalam situasi yang mencekam. So thats why, generasi ini akan cenderung loyal jika sudah bekerja dalam perusahaan/organisasi. Apalagi, jika ditunjang dengan gaji yang dirasa sudah mencukupi kebutuhan. Para generasi ini pasti akan enggan untuk pindah ke "lain hati" a.k.a perusahaan lain. Di sisi lain, generasi ini cenderung konservatif dan sangat mengacu pada SOP. Pokoknya, kalo di SOP tertera seperti itu, ya harus seperti itu. Gak boleh berubah. Titik.
2. Generasi X, lahir pada kisaran tahun 1965 - 1986. Orientasi dari generasi ini adalah security atau keamanan. Jadi, kalo perusahaan sudah bisa memberikan mereka fasilitas kesehatan yang bagus, tunjangan transportasi yang mencukupi, ditambah dengan adanya soft loan utuk karyawan, generasi ini pun akan cenderung enggan untuk cari perusahaan lain. Generasi ini lahir dan terdidik pada era di mana komunikasi mulai berkembang, banyak dibangunnya tempat pekerjaan, infrastruktur, dsb. Oleh karena itulah, generasi ini konon juga dikenal penyabar dan bersedia mengikuti peraturan yang ada. Dalam artian, mereka masih mempercayai bahwa untuk berkarir di suatu perusahaan memang tidak bisa didapatkan scara instan. Everything needs process and you must be follow the process. Begitulah kira-kira.
3. Generasi Y , inilah generasi yang pada saat ini sedang dalam usia produktif. Lahir di kisaran tahun 1986-2000, generasi ini berkembang dalam lingkungan yang sudah lumayan "mapan". Kesempatan untuk bisa menuntut ilmu dengan nyaman, perkembangan komunikasi yang sedang pesat, dan juga kondisi orang tua yang mendukung, membuat generasi ini lebih cepat menyerap hal-hal baru. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang dikenal penyabar, generasi Y ini akan cenderung menyukai hal-hal instan atau serba cepat. Selain itu dalam mencari pekerjaan, generasi Y ini tidak hanya melihat gaji sebagai hal utama, tapi juga mementingkan adanya maintain personal life dan passion. Pokoknya, I love my Job itu harus dirasakan sama generasi ini. Jika mereka tidak merasakan itu, maka sudah dipastikan mereka akan mencari "pelabuhan hati" yang lain. Segala macam kemudahan yang didapatkan saat masa perkembangannya, membuat generasi Y melakukan inovasi-inovasi yang tergolong cepat. Inilah yang terkadang membuat generasi di atasnya kewalahan dalam mengendalikan generasi Y ini.
Sebenarnya, ada satu generasi lagi yang kemungkinan tahun depan batch pertamanya akan bermunculan di dunia kerja. Merekalah Generasi Z. Namun, karena saat ini adik adik generasi Z ini masih menikmati dunia sekolah, maka belum ada komparasi ketika berdinamika dalam lingkungan kerja. Asumsi sementara adalah karakteristiknya tidak jauh beda dengan Generasi Y. Hanya saja, mereka ada tendensi lebih “lebih cepat” lagi.
Lebih cepat dalam hal apa? Masih belum dapat dipastikan. Let see next year yaa kawaan ...
Nah, perbedaan antar generasi di atas lah yang terkadang memicu konflik-konflik kecil dalam pekerjaan. Setiap orang dari masing-masing generasi tentunya membawa karakteristik pribadinya dan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang membentuk mereka seperti budaya, pola asuh orang tua, pendidikan, dsb.
Solusi secara garis besarnya adalah dengan cara memahami karakeristik dari masing2 generasi, sehingga jika ada "miss" dalam pekerjaan dapat diselesaikan secara baik.
Baik itu dari sisi generasi Baby Boomers, generasi X, atau generasi Y harus mampu memahami dan beradaptasi dengan siapapun rekan kerja. Karena sesuai dengan teori seleksi alam, barangsiapa yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, maka lama kelamaan dia akan punah.
Nah, gak mau kan punah hanya karena kita tidak mau memahami tentang karakteristik orang-orang yang ada di sekitar kita ??!
Selain itu, menjalin komunikasi yang efektif juga must have banget. Dengan menjalin komunikasi yang baik, maka secara perlahan kita akan bisa memahami dan beradaptasi. Komunikasi ini harus dibudayakan, karena menurut saya komunikasi adalah modal utama seseorang untuk sukses berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
So, Let’s respect the diversity of each generation and start an effective communication..
Komentar
Posting Komentar