Langsung ke konten utama

I love my job

I love my job.. ya, kiranya memang itu yang mesti dirasakan oleh semua pribadi yang setiap hari menjalankan aktivitasnya untuk mencari rezeki..
Baik itu sebagai seorang karyawan ataupun pengusaha. Pekerjaan adalah hal yang paling intens menemani kita setiap hari. At least selama 8 jam x 5 hari, kita bersama pekerjaan kita.
Bukan hanya dijalankan sebagai kewajiban semata, pekerjaan juga hendaknya dijadikan layaknya seorang sahabat baik, yang dapat membantu kita untuk mengasah potensi diri hingga pada puncak teratasnya kita dapat mencapai aktualisasi diri.  Mencintai pekerjaan yang dijalankan juga dapat menghindari diri kita dari reaksi emosi negatif yang mungkin saja ditimbulkan dari aktivitas pekerjaan sehari-hari. Stress, kejenuhan, konflik dengan partner kerja merupakan hal yang tidak dapat dikontrol, karen stimulusnya bisa saja datang dari source yang tidak kita duga.
Oleh karena itulah, jika sudah timbul rasa cinta dengan pekerjaan yang kita jalani, pastilah segala hambatan atau kondisi yang tidak menyenangkan dapat kita atasi dengan baik.
Tidak mudah memang untuk benar-benar mencintai pekerjaan. Namun, setidaknya kita harus memulainya, karena itulah jembatan untuk menuju sebuah aktualisasi diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaizen

Kunci sukses dari perusahaan Jepang bersaing di era globalisasi saat ini adalah karena mereka menerapkan konsep kaizen di setiap pergerakan bisnisnya. Jika diterapkan secara utuh dan konsisten, kaizen bisa mengantarkan organisasi menuju puncak kejayaan. Di bawah ini, saya akan mencoba untuk memberikan penjelasan mengenai konsep kaizen yang sudah sangat terkenal ini.  Imai (1986) menjelaskan bahwa kaizen merupakan salah satu pendekatan budaya yang berasal dari negara Jepang dengan tujuan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan dalam budaya kerja. Kaizen adalah improvement yang dilakukan secara berkelanjutan oleh semua anggota dalam organisasi baik dari level manajer sampai karyawan biasa. Strategi kaizen merupakan hal yang sangat penting dalam konsep manajemen negara Jepang. Kaizen lebih mengutamakan pada process-oriented dibandingkan result-oriented. Jadi, segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan harus disempurnakan terlebih dahulu sebelum memperoleh hasil yang ...

Tingkah Laku Inovatif

Definisi Tingkah Laku Inovatif.. Semakin bertambahnya persaingan di dunia bisnis saat ini menuntut organisasi untuk melakukan inovasi guna kepentingan perubahan dalam bertahan dan berkompetisi. Inovasi dalam sebuah organisasi dapat terjadi jika organisasi memiliki karyawan dengan tingkah laku inovatif yang tinggi. Karyawan yang berinisiatif untuk melakukan inovasi pada organisasinya memang dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap efektivitas organisasi (Ancona & Caldwell; Amabile; &Kanter dalam Nindyati, 2009). Scott dan Bruce (dalam Carmeli, Meitar, & Weisberg, 2006) juga menemukan bahwa tingkah laku inovatif yang dilakukan oleh individu merupakan pondasi bagi high performance sebuah perusahaan. Ditambah lagi, karyawan yang produktif pada saat ini adalah karyawan yang termasuk ke dalam generasi Y. Karakteristik khusus dari generasi Y ini adalah keinginan melakukan inovasi. Keberhasilan dari hal ini adalah adanya tingkah laku yang nyata untuk mewujudkan inovas...

Budaya Organisasi

Perusahaan Jepang, baik yang ada di Indonesia ataupun luar negeri terkenal sangat unggul dan termasuk cepat dalam mencapai tangga kesuksesan, karena menggunakan pendekatan adaptasi budaya dalam penjualan produknya. Keunggulan kompetitif produk Jepang adalah budaya organisasi yang akan menjadi “key-drivers. Budaya organisasi adalah “soft side,” sedangkan bagian “hard side” meliputi struktural, sistem produksi, teknologi, dan desain. 1. Pengertian Budaya Organisasi Schein (dalam Munandar, 2001) menjelaskan bahwa budaya organisasi terdiri dari asumsi-asumsi dasar yang dipelajari, baik sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya, maupun sebagai hasil memecahkan masalah yang timbul dari dalam organisasi. Schein (dalam Munandar, 2001) juga menjelaskan bahwa budaya organisasi terdiri dari 3 tingkat. Pertama , adalah perilaku dan artifact, terdiri dari perilaku yang dapat diamati. Kedua adalah nilai-nilai, terdiri dari pola-pola perilaku yang ...